Bank Indonesia Yogyakarta

Selasa, 20 Maret 2012

Kawasan 0 kilometer bagaikan surga bagi para pecinta wisata arsitektur dan latar belakang sejarah yang menemaninya. Berjalan ke arah timur dari Gedung Istana Kepresidenan Yogykarta kita akan menemukan bangunan dengan arstitektur bergaya Belanda dengan tertulis Bank Indonesia. Sejarah bangunan Bank Indonesia Yogyakarta sedari awal difungsikan sebagai Kantor Cabang (KC) De Javasche Bank (DJB) ”Djokdjakarta” dibuka pada 1 April 1879 sebagai KC ke-8. Alasan didirikanya KC DJB untuk mengakomodasi usulan Firma Dorrepaal and Co Semarang. Presiden De Javasche Bank ke-7, Mr N P Van den Berg dan jajaran direksi menyetujui usulan itu mengingat volume perdagangan di Yogyakarta yang semakin besar. 
Melihat nilai perputaran uang dari Yogyakarta melalui KC DJB Soerakarta pada waktu itu mencapai angka 2 – 3,5 juta gulden. Sebagai kota penghasil gula, nilai produksi yang dicapai sekitar 2.580 ton/tahun setara 300.000 pikul per tahun. Cabang DJB Yogyakarta didirikan pada 1879 di atas tanah seluas 300 meter persegi. 
Tanah tempat DJB berdiri berstatus eigendom yang berarti merupakan tanah milik DJB sendiri dan bukan lagi milik Sultan Yogyakarta.

Gedung Bank Indonesia dirancang oleh arsitek Hulswitt dan Cuypers dengan menampilkan aura kemegahan arsitektural bergaya eropa. Bangunan dengan tiga lantai dengan fungsi yang berbeda di setiap lantainya. Lantai paling bawah difungsikan sebagai ruang penyimpanan bisa dilihat dari ruang khazanah yang berfungsi menyimpan uang. Ruang utama dan kasir terdapat di lantai satu, sedangkan lantai dua sebagai tempat tinggal bagi direksi dan keluarganya.
Seperti bangunan bersejarah lainnya, fungsi gedung bank ini naik turun dari awal berdiri sampai dinasionalisasikan Pemerintah Republik Indonesia tahun 1953. Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 kegiatan operasional bank terhenti dan Nanpo Kaihatsu Ginko difungsikan sebagai bank sirkulasi  di Pulau Jawa. Setelah melalui masa buka tutup akibat agresi militer Belanda, KC DJB ini beroperasi kembali pada 22 Maret 1950 hingga dinasionalisasi pada 1953. Sampai sekarang masih asli bangunan Belanda. (http://info1jogja.blogspot.com)

0 komentar:

Posting Komentar